SriwijayaUpdate.Com, Indralaya – Memilih bersikap jujur terkadang menjadi hal yang tidak mudah untuk dilakukan. Khususnya untuk anak usia remaja yang masih duduk di bangku sekolah. Usia remaja merupakan usia rentan dimana seseorang berusaha mencari, menunjukkan kualitas dan jati dirinya. Kualitas seseorang sebenarnya dapat dilihat dari seberapa besar nilai dan karakter kejujuran yang tertanam dalam prilakunya, Jum’at (07/12/18)
Sekda Ogan Ilir, H.Herman menyampaikan secara sederhana jujur dapat dijadikan sebagai salah satu alat dalam mendidik siswa menuju kesuksesan. Perilaku jujur erat kaitannya dengan kepercayaan. Untuk membentuk karakter jujur pada siswa diperlukan dukungan dari berbagai pihak dan harus ditanamkan sedini mungkin.
Disambungnya, Siswa tentu tak bisa dipisahkan dari lingkungan sekolah. Tiap harinya seorang siswa baik dari tingkat SD, SMP menghabiskan waktu disekolah dengan jam berbeda. Tentu dengan lamanya waktu tersebut, lingkungan ini pasti memiliki kekuatan tersendiri yang mampu mempengaruhi banyak hal dari diri siswa termasuk karakter dan perilakunya Pungkasnya.
“Seorang siswa Fitriyani, menyampaikan pidatonya tentu tidak hanya mendapatkan ilmu, teman dan hiburan saja. Pendidikan yang diperoleh siswa selama berada di sekolah biasanya terfokus pada bidang akademik semata. Siswa diajarkan bagaimana menguasai berbagai macam bahasa, ilmu pengetahuan alam seperti fisika, kimia, maupun matematika.
Lanjut ia, berkenaan dengan karakter, pendidikan di negara ini terbatas pada teori tanpa banyak melibatkan siswa. Penerapannya melalui pendidikan agama maupun pendidikan kewarganegaraan yang sama-sama kita tahu jam belajarnya juga amat sedikit.
“Sangat disayangkan sebab dampak yang ditimbulkan cukup serius dimasa kini. Bila hal ini dibiarkan tentu dampak di masa mendatang juga akan sangat luar biasa.” jelasnya.
Maraknya kasus korupsi dapat dijadikan alasan nyata bahwa jujur adalah hal langka dinegara ini. Pemberitaan di semua media massa tak habis-habisnya membahas kasus korupsi. selalu saja ada kasus korupsi baru ketika kasus korupsi lama belum dituntaskan, imbuhnya.
Dengan Kantin kejujuran, diharapkan mampu membentuk karakter jujur, sederhananya jujur diartikan sebagai aktivitas mengakui dan melakukan sesuatu apa adanya, sesuai dengan apa yang terjadi tanpa sedikitpun ditambahi maupun dikurangi dengan alasan apapun baik itu dari perkataan maupun perbuatan.(Mus)