SriwijayaUpdate.Com, Yogyakarta – Para Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Ogan Ilir (OI) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) “belajar” dengan PWI Provinsi Daerah Istimewa Yogjakarta (DIY), dalam acara yang berlangsung di Aula PWI DIY, 3 – 4 Juli 2024, di Jalan Gambiran 45, Yogyakarta.
Ketua PWI Ogan Ilir, Fredi Kurniawan didampingi para Pengurus, termasuk Dewan Penasihat (Wanhat) PWI OI, yakni HM Syarifuddin Basrie, H Iklim Cahya, Sardinan Delisep dan Sarono P Sasmito.
Adapun tujuan kunjungan dan pelatihan tersebut, sebagai ikhtiar PWI OI untuk mengetahui bagaimana program organisasi dan aktivitas pewarta di PWI DI Yogjakarta. Terutama terkait dengan upaya mendirikan dan menjalankan usaha untuk peningkatan kesejahteraan wartawan.
“Kami berharap PWI Ogan Ilir mendapat bimbingan dari PWI DIY,” ucap Fredi saat memberikan sambutan.
Dilanjutkannya, PWI Ogan Ilir terus belajar mengenai manajemen organisasi dari berbagai lembaga, institusi, khususnya organisasi wartawan.
Ilmu yang didapatkan dari belajar seperti pada program studi tiru, akan diterapkan pada PWI Ogan Illir yang terus berupaya meningkatkan kompetensi anggotanya.
“PWI Ogan Ilir sangat senang dapat belajar dari PWI DIY. Karena kami dengar di sini juga mengelola KSP (Koperasi Simpan Pinjam),” ucap Fredi.
Pada kesempatan ini, hadir juga Kepala Dinas Kominfo dan Persandian Kabupaten Ogan Ilir, Ferdian Riza Yudha.
Ferdian mengungkapkan bahwa berkunjung ke PWI DIY dalam rangkaian studi tiru merupakan keputusan tepat.
Ferdian juga memuji DIY di mana budaya dan kearifan lokal dapat besinergi seiring dengan kemajuan teknologi.
“Dan PWI DIY pun menerapkan sinergi kearifan lokal dengan perkembangan zaman. Kreatif, inovatif, ada hal lain yang juga ditonjolkan dalam meningkatkan profesionalitas wartawan,” kata Ferdian.
PWI DIY menyambut hangat PWI Ogan Ilir yang disebut memecahkan rekor dengan peserta kunjungan yang sejauh ini terbanyak.
Ketua PWI DIY, H Hudono didampingi Sekretaris Swasto Dayanto, pengurus Bidang Media Siber, Agus Sigit serta para pengurus lainnya.
Hudono mengaku sangat takjub dengan sinergi yang terjalin antara Pemkab Ogan Ilir dan PWI Ogan Ilir pada program studi tiru ini.
“Tentunya sinergi antara pemerintah dan PWI harus selalu terjalin baik, seperti yang ditunjukkan di Ogan Ilir,” ucap Hudono.
Namun fungsi kontrol sosial pada pemerintah tetap harus dijalankan PWI, dengan mengedepankan Kode Etik Jurnalistik (KEJ).
Kritik yang membangun dan disampaikan dengan cara santun, diyakini akan meningkatkan sinergitas pemerintah dan insan pers.
“Wartawan selain mengkritik, juga memberikan solusi,” pesan Hudono.
Pria berkacamata ini juga mengungkapkan bahwa PWI DIY memiliki Taman Kanak-kanak (TK) yang diresmikan oleh Nyi Hajar Dewantara pada tahun 1963.
Selain mengelola organisasi kewartawanan, PWI DIY juga mendirikan Koperasi, yang di dalamnya ada usaha warungnya makan, serta penjualan tabung gas elpiji 3 kilogram.
KSP ini dikelola oleh para anggota PWI DIY dengan mengedepankan manajemen profesional dan dapat dipertanggungjawabkan.
“Kami secara teratur melapor ke pihak Pertamina, dan koperasi ini menghasilkan keuntungan yang dibagi rata ke seluruh anggota PWI DIY,” terang Hudono.
Ketua PWI OI, Fredi Kurniawan bersama sejumlah Pengurus lainnya, sangat aktif bertanya dalam sesi diskusi. Fredi berharap berbagai usaha PWI DIY ini dapat ditiru oleh PWI OI, guna membantu kesejahteraan wartawan. Dengan catatan tidak melanggar aturan organisasi, ujar Fredi. (Ril PWI OI/Mus)